SOSOK DALAM CERMIN
- Selasa, 18 Juli 2023
- Karya Siswa SMP Negeri 1 Sumenep SMPN 1 Sumenep Spensa Sumenep
- Administrator
- 0 komentar
Oleh : Annisa Aulia Rosyida
Hatiku kini berdiam di sebuah lorong jalan. Lorong ini gelap dan mengembara seperti harapan. Hatimu kini berdiam di sebuah ruang. Ruang itu kosong dan bergema seperti harapan. Untuk sebulan penuh hati yang luka. Kita berbincang sebentar sebelum bulan lama pamit. Dengan batin yang cacat kau berjalan lurus menyembunyikan seluruh tangis. Dalam kelam malam yang sangat bengis. Kau menyamarkan lara dengan mahirnya. Bahkan mereka yakin kau bahagia. Wahai sosok dalam Cermin. Bebaskanlah dirimu dari segala belenggu waktu. Benakku disesakkan oleh ribuan tanya tentang "apa dan mengapa" atas semua yang terjadi padamu. Matamu yang sayu. Tolong, jangan lagi tumbuhkan benci padaku. Aku harap, kau berani mengumbar tangismu seperti kau mengumbar tawamu. Apa yang menyusun batinmu? Titik apa yang kau incar sehingga kau menahan ribuan lukamu itu? Aku tahu, raga dan jiwamu lelah berjuang. Air matamu juga banyak yang terbuang. Aku lihat gelegar badaimu. Tidakkah kau butuh rehat? Untukmu yang di dalam cermin. Yang masih saja berpura-pura tentang bahagia. Pulihlah. Aku merindukan tawa-tawa yang tercipta tanpa paksa. Aku ingin kau pulang tanpa luka. Sebab, melihat pulihmu adalah caraku bahagia. Kemari. Akan ku obati seluruh lukamu dengan peluk. Mereka tak akan pernah membuka mata. Tentang berapa banyak syukur bercampur air mata yang kau lalui. Tentang seberapa keras tanganmu menggenggam sekat-sekat itu lalu keluar dari Neraka yang kau anggap seperti Surga. Kita sudah tidak asing lagi dengan derita. Karena kita tumbuh beriringan dengan luka. Kita tertatih dengan lara. Dan, kita beranjak dengan duka. Terimakasih telah bertahan di atas lelah.