You need to enable javaScript to run this app.

BERTAHAN DALAM LAUTAN

Oleh : Annisa Aulia Rosyida

Isak dua insan ini berisik.
Badai yang hadir hanya sementara. 
Ombaknya juga masih tenang.
Bahkan, perahunya juga masih aman. 
Lalu, apa yang kalian risaukan?

        Ribuan pulau menjadi saksi. Saksi bisu tawa duka usai terjadi.
        Banyak memori tersimpan di benak ratusan perahu.
        Hingga malam ini, perahu-perahunya masih bersabda agar dua insan ini tetap melaju.

Alunan amarah cukup menggema malam ini. 
Tuan, maupun puan saling acuh.
Buruk rupa diantara keduanya saling diluapkan. 
Baik indah kenangan dengan mudah terlupakan.

        Bisikan angin tidak bekerja semestinya. 
        Ia hanya memperkeruh suasana.
        Hancur harapan puan untuk menata.
        Gema kasar tangisan tuan semakin tidak tertata.

Malam terus berusaha mencari terang bintang yang seharusnya ada. 
Tidak jauh dari malam, rintikan hujan hadir.
Di saat yang bersamaan, badainya menjadi kabut.
Hingga malam itu benar-benar tidak menemukan sang bulan.

        Kali ini, perahu hanya bisa terdiam. 
        Diam dengan penuh harap.

Akhirnya,
Kalbu puan tergerak untuk menatap raut tuan.
Masih dengan kesal, geram, dan dendamnya.

        Kabut mulai menghilang. 
        Amarah puan jua tersirna. 
        Tuan mulai tenang.
        Senyuman tipisnya kembali rekah.

Akhirnya, mereka menemukan bintang. 
Hingga bertemu bulan.
Dan mendapat sebuah pelabuhan.
Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Syaiful Rahman Dasuki, S.Pd.M.M.Pd

- Kepala Sekolah -

Assalamu’alaikum Wr.Wb.Salam sejahtera buat kita semua.Asa yang terpatri untuk memantapkan visi: “Cerdas, terampil, berbudaya, religus dan berwawawan lingkungan”. Sebuah...

Album Galeri

Galeri
Galeri

Video

Berlangganan
Jajak Pendapat

Bagaimana Tampilan Website ini?

Hasil
Banner