BERTAHAN DALAM LAUTAN
- Selasa, 18 Juli 2023
- Karya Siswa SMP Negeri 1 Sumenep SMPN 1 Sumenep Spensa Sumenep
- Administrator
- 0 komentar
Oleh : Annisa Aulia Rosyida
Isak dua insan ini berisik. Badai yang hadir hanya sementara. Ombaknya juga masih tenang. Bahkan, perahunya juga masih aman. Lalu, apa yang kalian risaukan? Ribuan pulau menjadi saksi. Saksi bisu tawa duka usai terjadi. Banyak memori tersimpan di benak ratusan perahu. Hingga malam ini, perahu-perahunya masih bersabda agar dua insan ini tetap melaju. Alunan amarah cukup menggema malam ini. Tuan, maupun puan saling acuh. Buruk rupa diantara keduanya saling diluapkan. Baik indah kenangan dengan mudah terlupakan. Bisikan angin tidak bekerja semestinya. Ia hanya memperkeruh suasana. Hancur harapan puan untuk menata. Gema kasar tangisan tuan semakin tidak tertata. Malam terus berusaha mencari terang bintang yang seharusnya ada. Tidak jauh dari malam, rintikan hujan hadir. Di saat yang bersamaan, badainya menjadi kabut. Hingga malam itu benar-benar tidak menemukan sang bulan. Kali ini, perahu hanya bisa terdiam. Diam dengan penuh harap. Akhirnya, Kalbu puan tergerak untuk menatap raut tuan. Masih dengan kesal, geram, dan dendamnya. Kabut mulai menghilang. Amarah puan jua tersirna. Tuan mulai tenang. Senyuman tipisnya kembali rekah. Akhirnya, mereka menemukan bintang. Hingga bertemu bulan. Dan mendapat sebuah pelabuhan.